Meteor Terang di Langit Cirebon dan Tegal, Ini Analisis Astronom

Meteor Terlihat di Beberapa Wilayah Jawa
Benda bercahaya yang sangat terang itu pertama kali terlihat di langit Cirebon, Jawa Barat, dan kemudian disaksikan juga di wilayah Brebes serta Tegal, Jawa Tengah. Ketua Tim Ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kebumen, Marufin Sudibyo, mengatakan bahwa berdasarkan analisis lintasannya, meteor tersebut jatuh di laut sebelah utara Kota Tegal.
Baca Juga : SPPG Mampang 1 Depok Minta Maaf Soal Menu MBG Pangsit dan Kentang Rebus
Kemungkinan Besar Adalah Meteor
Menurut Marufin, benda langit tersebut sangat mungkin adalah meteor. Kesimpulan ini didapat setelah mencocokkan data dari berbagai sumber. Ia memastikan bahwa pada waktu kejadian, tidak ada sampah antariksa yang melintas di wilayah tersebut.
“Dari data yang saya miliki, tidak ada satelit atau sampah antariksa yang berpotensi jatuh di atas Cirebon pada jam itu. Jadi, kemungkinan besar memang meteor,” ungkapnya.
Marufin juga menambahkan bahwa durasi cahaya yang hanya terlihat selama lima detik mendukung dugaan tersebut. Dengan kecepatan sekitar 15 km per detik, meteor itu menempuh jarak sekitar 75 km, sesuai dengan ketebalan atmosfer yang ditembusnya.
100 Kali Lebih Terang dari Venus
Fenomena kali ini tergolong langka karena tingkat kecerahannya sangat tinggi. Menurut Marufin, cahaya dari meteor tersebut 100 kali lebih terang dari Planet Venus dan setara dengan cahaya bulan sabit.
Ia memperkirakan meteor itu memiliki diameter minimal 1 meter dengan massa sekitar 2 ton. “Kalau dari tingkat terang dan suara dentumannya, kemungkinan benda itu berbentuk bola batu kondrit dengan diameter 1 meter,” paparnya.
Musnah di Ketinggian 40 Kilometer
Marufin menjelaskan bahwa meteor tersebut kemungkinan besar musnah di atmosfer pada ketinggian sekitar 40 km di atas permukaan laut. Meski ada kemungkinan sebagian kecil fragmen mencapai bumi, ukurannya diperkirakan sangat kecil.
“Peluang serpihan mencapai bumi kurang dari 10 kilogram, dan kalau pun ada, kecepatannya sudah sangat rendah, hanya sekitar 30 km per jam,” tambahnya.
Tidak Berbahaya dan Fenomena Alami
Meski terlihat menakjubkan, fenomena ini tidak berbahaya. Jika ada bagian meteor yang jatuh ke bumi, bentuknya hanyalah serpihan kecil dengan berat di bawah 0,5 kilogram.
“Risikonya kecil, bahkan lebih kecil dari risiko kecelakaan lalu lintas,” ujar Marufin yang juga aktif di Jogja Astro Club dan konsorsium International Crescent Observations Project (ICOP).
Ia menegaskan agar masyarakat tidak mengaitkan fenomena ini dengan hal mistis atau pertanda buruk. “Secara astronomi, bumi kita setiap hari kejatuhan sekitar 20 ton meteoroid. Ini hal yang normal,” tegasnya.
