Kontroversi ILLIT dan NewJeans: Hak Cipta, Koreografi, dan Batas Tipis Inspirasi di K-Pop

Informasiharian.com — Sebuah keputusan penting dari pengadilan Korea Selatan baru-baru ini telah memberi kejelasan hukum dalam perselisihan antara agensi ADOR dan grup rookie ILLIT. Namun, meski pengadilan menyatakan bahwa ILLIT tidak melakukan plagiarisme terhadap konsep NewJeans, dampak dari kasus ini masih terasa luas di industri K-pop.
Dalam keputusan yang diumumkan Desember 2025, pengadilan menyatakan bahwa “meskipun terdapat kesamaan parsial dalam ide konsep dan pengambilan gambar, hal tersebut tidak cukup untuk menyimpulkan bahwa ILLIT menyalin konsep NewJeans.” Keputusan ini secara tidak langsung menyudahi salah satu babak panas dari pertarungan hukum antara ADOR dan mantan CEO mereka, Min Hee-jin, yang secara vokal menuduh ILLIT menjiplak NewJeans.
ILLIT vs NewJeans: Tuduhan yang Mengguncang Industri
Konflik ini dimulai sejak April 2024, ketika Min Hee-jin menggelar konferensi pers dan menuduh HYBE — induk perusahaan dari Belift Lab, agensi ILLIT — telah secara terang-terangan meniru gaya visual, promosi, hingga koreografi NewJeans.
“Kenapa kalian menggunakan koreografi kami? Kami sudah bertanya, tapi tak dijawab. Koreografer kami sangat marah. Ini tidak adil, dan mereka juga sedang merusak ILLIT,” ujar Min dalam pernyataannya kala itu.
Tak lama setelah itu, koreografer NewJeans, Kim Eun-ju, juga menegaskan bahwa koreografi ILLIT terasa seperti hasil “copy-paste”. Perselisihan ini kemudian berkembang menjadi gugatan hukum saling silang antara kedua agensi.
Salah satu gugatan yang diajukan Belift Lab terhadap Min Hee-jin terkait dugaan pencemaran nama baik dan penghalangan bisnis, sementara gugatan lainnya berkaitan dengan keabsahan kontrak eksklusif para anggota NewJeans dengan ADOR — yang akhirnya dimenangkan oleh ADOR.
Perdebatan Online Terus Berlanjut
Meski sudah ada keputusan hukum, perdebatan di kalangan penggemar masih membara. Penampilan ILLIT dalam acara Music Bank Global Festival akhir pekan lalu kembali memicu perbandingan dengan NewJeans. Outfit berwarna cerah dan remix bergaya retro dalam lagu “jellyous” dianggap terlalu mirip dengan ciri khas visual NewJeans.
Baca Juga : Profil Harta & Mobil Mewah Bupati Bekasi Ade Kuswara yang Terjaring OTT KPK
Kasus Plagiarisme di K-Pop: Bukan Hal Baru
Dalam sejarah industri K-pop, tuduhan plagiarisme sudah terjadi sejak generasi awal. Grup seperti Fin.K.L pernah dituding menjiplak visual Morning Musume dari Jepang. Kasus serupa juga dialami Twice pada 2021, ketika outfit bernuansa hanbok dianggap menyerupai konsep busana dari Blackpink.
Di tahun 2022, grup NMIXX mendapat kritik karena dunia visual bertema bajak laut mereka dinilai terlalu mirip dengan konsep milik boy group ATEEZ.
Namun, dalam banyak kasus, tuduhan ini tidak berujung pada konsekuensi hukum. Secara hukum hak cipta, konsep umum seperti tema busana atau estetika visual dianggap sebagai “ide”, bukan “ekspresi karya” yang dilindungi.
Hak Cipta Koreografi Masih Abu-abu
Salah satu aspek paling sensitif dalam kasus ILLIT vs NewJeans adalah koreografi. Meski keputusan pengadilan terakhir tidak membahas langsung unsur tarian, isu ini telah memicu gerakan yang lebih besar dalam komunitas koreografer.
Pada April 2025, para koreografer terkemuka membentuk Korea Choreography Copyright Association (KCCA), dengan Lia Kim dari 1Million Dance Studio sebagai presiden pertama. Mereka mendorong pengakuan formal atas hak cipta koreografi, termasuk pembagian royalti dari penampilan, video viral, hingga penggunaan sekunder dalam iklan atau media.
“Idealnya, koreografi harus dihargai sama seperti musik atau lirik. Tapi untuk saat ini, prioritas utama adalah mendapatkan pengakuan dan kompensasi yang adil,” kata Kim Min-ja, direktur KCCA.
Langkah konkret mulai terlihat ketika anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat, Rep. Jin Jong-oh, mengusulkan RUU pada September 2025 untuk memasukkan koreografi sebagai karya kreatif resmi dalam Undang-Undang Hak Cipta Korea.
Namun, proposal tersebut mendapat resistensi dari asosiasi industri seperti Korea Management Federation (KMF), yang khawatir bahwa aturan terlalu ketat justru akan menyulitkan produser dan menekan kreativitas.
Ketegangan Berlanjut di Kalangan Penggemar dan Desain Merchandise
Selain koreografi, konflik seputar hak cipta kini juga menjalar ke ranah merchandise fandom. Baru-baru ini, grup boy band The Boyz terlibat konflik dengan girl band QWER terkait desain light stick, simbol utama identitas fandom di K-pop.
Agensi The Boyz, One Hundred Label, menuduh QWER memiliki desain light stick yang sangat mirip dan menyebut sedang mempertimbangkan jalur hukum. Di sisi lain, label QWER mengatakan mereka telah berkonsultasi dengan pakar hukum dan menemukan tidak ada pelanggaran hak cipta.
KMF turun tangan sebagai mediator dan menyebut bahwa konflik properti desain seperti ini akan semakin kompleks di masa depan seiring berkembangnya ekosistem K-pop.
“Konflik desain light stick ini mencerminkan berbagai sengketa properti kreatif yang akan semakin tajam seiring perkembangan industri. Semua pihak harus bertanggung jawab membangun sistem yang adil demi keberlanjutan Hallyu,” kata KMF.
Kesimpulan: Batas yang Tidak Jelas dalam Industri yang Dinamis
Kasus ILLIT vs NewJeans hanyalah salah satu dari sekian banyak konflik hak kekayaan intelektual di industri K-pop. Dengan lingkungan yang bergerak cepat dan dominasi visual, fashion, serta koreografi sebagai elemen utama, pembentukan batasan hukum yang jelas sangat penting.
Namun seperti yang terlihat dari beragam perspektif — mulai dari pengadilan, koreografer, penggemar hingga asosiasi industri — masalah plagiarisme dan hak cipta di K-pop tidak bisa diselesaikan dengan satu pendekatan tunggal.
Yang dibutuhkan adalah kolaborasi antar pemangku kepentingan, kesadaran hukum yang lebih tinggi, dan sistem royalti serta kredit yang transparan agar para kreator — baik artis, koreografer, maupun desainer — mendapatkan perlindungan dan penghargaan yang layak.
FAQ: Kontroversi ILLIT dan NewJeans
Apakah ILLIT terbukti menjiplak konsep NewJeans?
Pengadilan Korea menyatakan bahwa meskipun ada kemiripan parsial, tidak ditemukan cukup bukti bahwa ILLIT menyalin konsep NewJeans secara ilegal.
Apakah koreografi dilindungi oleh hukum hak cipta di Korea?
Saat ini koreografi dilindungi secara teknis, namun belum secara eksplisit diakui dalam hukum. RUU baru sedang diajukan untuk memberikan perlindungan hukum yang lebih kuat.
Siapa Lia Kim dan apa peranannya?
Lia Kim adalah koreografer ternama dan pendiri 1Million Dance Studio. Ia menjadi Presiden pertama KCCA, organisasi yang mendorong hak cipta untuk koreografer di Korea.
Mengapa merchandise seperti light stick bisa menimbulkan konflik hukum?
Desain merchandise adalah bagian dari identitas fandom dan nilai ekonomi. Kemiripan desain dianggap bisa merugikan pihak lain secara komersial dan citra.
Apa dampaknya bagi masa depan industri K-pop?
Tanpa sistem hukum dan penghargaan yang adil, potensi konflik kreatif akan terus meningkat, menghambat pertumbuhan industri dan kepercayaan publik.
