Polri Tunjuk 35 Polwan di Jabatan Strategis, Tegaskan Arah Kepemimpinan Humanis

Polri Tunjuk 35 Polwan di Jabatan Strategis, Tegaskan Arah Kepemimpinan Humanis

Polri Tunjuk 35 Polwan di Jabatan Strategis
Polri Tunjuk 35 Polwan di Jabatan Strategis

Polri Tunjuk 35 Polwan di Jabatan Strategis – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kembali menegaskan komitmennya terhadap penguatan kepemimpinan yang profesional dan inklusif. Melalui mutasi dan rotasi personel akhir tahun yang tertuang dalam telegram tertanggal 15 Desember 2025, Polri menunjuk 35 polisi wanita (Polwan) untuk menduduki berbagai jabatan strategis, mulai dari tingkat Polda hingga Polres.

Penunjukan ini mencerminkan arah kebijakan institusi Polri yang semakin terbuka terhadap peran perempuan dalam pengambilan keputusan strategis, sekaligus memperkuat pendekatan human-centered policing dalam pelayanan publik.

Rotasi Polri: Bagian dari Pembinaan Karier dan Profesionalisme

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko, menegaskan bahwa rotasi dan mutasi merupakan mekanisme rutin dalam tubuh Polri.

“Rotasi adalah hal yang normal di Polri. Ini bagian dari pembinaan karier, peningkatan profesionalisme, serta optimalisasi pelayanan kepada masyarakat,” ujar Brigjen Trunoyudo, Sabtu (20/12/2025).

Menurutnya, penempatan Polwan di posisi strategis juga bertujuan memperkuat perspektif empati, perlindungan kelompok rentan, serta responsivitas institusi terhadap dinamika sosial di masyarakat.

Brigjen Sulastiana Jadi Kapolda Papua Barat

Salah satu penunjukan paling menonjol dalam rotasi kali ini adalah pengangkatan Brigadir Jenderal Polisi Dr. Sulastiana sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Barat.

Pengangkatan ini bukan hanya mencatatkan prestasi personal Brigjen Sulastiana, tetapi juga menjadi simbol penting meningkatnya kepercayaan institusi terhadap kepemimpinan Polwan di wilayah dengan tantangan keamanan dan sosial yang kompleks.

 

Baca Juga : Banjir Bandang Terjang Wisata Guci, Kolam & Jembatan Rusak Parah

 

Dengan latar belakang akademik dan pengalaman panjang di kepolisian, Sulastiana diharapkan mampu memadukan pendekatan keamanan yang tegas dengan sentuhan dialogis dan kultural di Papua Barat.

17 Polwan Naik Pangkat Jadi Kombes Pol

Selain jabatan Kapolda, Polri juga mempromosikan 17 Polwan ke pangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol). Sebagian besar dari mereka dipercaya mengisi posisi strategis sebagai:

  • Direktur Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)
  • Direktur Pemberantasan Perdagangan Orang (PPO)

Penempatan ini tersebar di berbagai Polda besar, antara lain:

  • Polda Metro Jaya
  • Polda Jawa Barat
  • Polda Jawa Tengah
  • Polda Jawa Timur
  • Polda Sumatera Utara
  • Polda Sumatera Selatan
  • Sejumlah Polda di wilayah Indonesia Timur

Langkah ini dinilai relevan mengingat isu kekerasan terhadap perempuan dan anak serta tindak pidana perdagangan orang masih menjadi tantangan serius secara nasional.

Enam Polwan Jadi Kapolres

Tidak hanya di level Polda, Polri juga menunjuk enam Polwan sebagai Kepala Kepolisian Resor (Kapolres). Mereka akan memimpin wilayah:

  • Karimun
  • Majalengka
  • Batang
  • Tebing Tinggi
  • Purbalingga
  • Samosir

Penunjukan Kapolres perempuan di daerah-daerah tersebut dinilai strategis karena langsung bersentuhan dengan pelayanan publik, penegakan hukum, serta pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Makna Strategis bagi Institusi Polri

Secara keseluruhan, total 35 Polwan yang menerima promosi dalam rotasi Desember 2025 ini menunjukkan arah transformasi Polri yang semakin adaptif terhadap prinsip:

  • Kesetaraan gender
  • Meritokrasi berbasis kompetensi
  • Kepemimpinan humanis dan responsif

Penguatan peran Polwan juga sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap aparat penegak hukum yang tidak hanya tegas, tetapi juga empatik, komunikatif, dan berorientasi pada perlindungan hak asasi manusia.

Harapan ke Depan

Dengan semakin banyaknya Polwan di posisi strategis, publik berharap Polri dapat terus meningkatkan kepercayaan masyarakat, khususnya dalam penanganan kasus-kasus sensitif seperti kekerasan berbasis gender, kejahatan terhadap anak, dan perdagangan manusia.

Langkah ini sekaligus menegaskan bahwa transformasi Polri bukan sekadar slogan, melainkan proses nyata yang diwujudkan melalui kebijakan sumber daya manusia yang progresif dan berkelanjutan.

Dengan rotasi ini, Polri mengirimkan pesan kuat: kepemimpinan masa depan tidak ditentukan oleh gender, melainkan oleh integritas, kapasitas, dan dedikasi kepada masyarakat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top