Diduga Gara-Gara Pertalite, Motor Warga Nganjuk Brebet dan Butuh Servis

Diduga Gara-Gara Pertalite, Motor Warga Nganjuk Brebet dan Butuh Servis

Kamis, 30 Oktober 2025

 

Diduga Gara-Gara Pertalite, Motor Warga Nganjuk Brebet dan Butuh Servis
Diduga Gara-Gara Pertalite, Motor Warga Nganjuk Brebet dan Butuh Servis

 

Informasiharian.com – Sejumlah pengendara motor di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mulai angkat suara soal masalah yang sama: motor mereka mendadak brebet, kehilangan tenaga, dan tidak mau narik ketika digas tinggi setelah mengisi bahan bakar jenis Pertalite di SPBU.Keluhan ini bukan cuma curhatan iseng. Ada yang sampai harus bongkar motor, ganti komponen, dan keluar biaya servis yang tidak murah. Salah satu yang mengalami kejadian tersebut adalah Tiarsin, dikenal dengan sapaan Sakera, seorang pengendara Yamaha Vixion yang sehari-hari mengandalkan motornya untuk aktivitas kerja.

Inti Masalahnya

  • Motor brebet dan tersendat ketika digas tinggi.
  • Gejala muncul setelah pengisian Pertalite.
  • Servis darurat: bersihkan injektor dan ganti busi.
  • Keluhan serupa dialami beberapa pengguna lain di wilayah Nganjuk.

“Gas di Atas 5000 RPM Langsung Kayak Kehabisan Setrum”

Sakera menceritakan kronologinya ketika ditemui di sebuah bengkel servis motor di Jalan Panglima Sudirman, Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono. Menurut dia, gejalanya mulai terasa saat motor dipacu agak tinggi.

“Awalnya pas jalan jauh, waktu gas di atas 5000 RPM rasanya kayak motor telat bensin atau kehilangan setrum. Tiba-tiba lajunya jadi tersendat. Akhirnya saya bawa langsung ke bengkel buat dicek,” ujar Sakera.

Masalahnya tidak cuma ganggu kenyamanan. Buat orang yang pakai motor sebagai kendaraan kerja, situasi kayak begitu itu bikin risiko mogok di jalan, telat datang ke lokasi liputan/kerja, sampai potensi bahaya kalau motor ngedrop pas lagi mendahului kendaraan lain.

Keluar Biaya Servis, Ganti Busi & Bersihin Injektor

Setelah motor dibongkar, Sakera harus rela keluar biaya untuk servis injektor Vixion Old miliknya dan ganti busi. Totalnya kurang lebih Rp125 ribu. Kedengarannya mungkin kecil buat sebagian orang, tapi bayangin ini kejadian mendadak, bukan servis terjadwal.

Menurut pengakuannya, mekanik menyebut ada indikasi bensin yang masuk ke ruang bakar tidak “bersih” seperti seharusnya. Bahasa kasarnya: ada dugaan campuran bahan bakar yang tidak sesuai kualitas normal Pertalite.

Kalau ini benar, artinya masalah bukan di motornya saja, tapi di apa yang masuk ke tangki.

 

Baca Juga : Pertalite Diduga Bikin Motor Mogok di Jatim, Pertamina Turun Periksa BBM

 

Catatan penting: motor injeksi itu sensitif. Kalau bahan bakar ada kandungan yang “aneh”, efeknya cepat ke pengapian. Busi bisa cepat mati, percikan api tidak stabil, tarikan ngedrop. Kalau dibiarkan, ujung-ujungnya injektor dan fuel pump bisa ikut kena.

Ada Lima Motor Masuk dengan Keluhan Sama

Bukan cuma Sakera. Menurut Budi Setiawan Suliswanto, salah satu mekanik bengkel resmi di Kertosono, kasus seperti ini bukan satu-dua. Dia bilang sejak kemarin ada setidaknya lima unit motor yang masuk dengan gejala serupa.

“Mesin tersendat, tarikannya berat, busi cepat mati. Rata-rata motor injeksi dan rata-rata baru isi Pertalite,” jelas Budi.

Menurut Budi, motor injeksi memang langsung terasa kalau kualitas bahan bakar tidak ideal. Sistem injeksi itu bergantung pada semprotan bahan bakar yang stabil dan percikan pengapian yang konsisten. Begitu ada campuran yang sedikit beda, performa dropnya bisa sangat jelas.

Menariknya, hampir semua motor yang ia tangani menunjukkan pola kerusakan yang mirip: pengapian tidak stabil, mesin seperti “miskin tenaga”, dan butuh perbaikan cepat supaya layak pakai lagi.

Dugaannya: BBM Masuk Tidak Seperti Biasanya

Budi tidak berhenti di perbaikan teknis. Ia juga mengambil sampel bahan bakar langsung dari tangki motor Sakera. Dari pemeriksaan sederhana di bengkel, katanya, bensin di tangki tersebut punya karakter yang terasa janggal.

“Waktu dicek, aromanya berbeda dari Pertalite normal. Secara kasat mata kami menduga ada campuran yang tidak sesuai. Ini yang bikin mesin cepat ‘batuk-batuk’,” ujar Budi.

Kalau bensin memang tercampur sesuatu yang tidak semestinya, ini bahaya dua arah. Satu, merusak motor konsumen. Dua, nurunin rasa percaya publik ke SPBU. Karena orang beli Pertalite itu harusnya beli barang yang standar, bukan eksperimen cairan.

Pengendara Bingung, SPBU Mana yang Harus Disalahkan?

Ketika ditanya kapan dan di mana dia terakhir isi Pertalite, Sakera justru tidak bisa jawab pasti. Bukan karena mau nutupin, tapi karena kebiasaan dia sendiri: setiap isi bensin, dia isi hampir penuh, biasanya sekitar seratus ribu rupiah untuk satu kali isi, dan itu bisa dipakai sampai sepuluh hari bahkan dua minggu.

Ini bikin situasinya makin ribet. Karena kalau pengendara tidak ingat SPBU mana yang dipakai saat pengisian terakhir sebelum motor rusak, sulit juga untuk melacak sumber masalahnya secara langsung.

Masalah kayak gini tidak semua orang sadar. Kebanyakan orang cuma isi, jalan, beres. Struk pun sering dibuang. Tapi ketika ada kerusakan seperti ini, bukti pengisian jadi penting.

Beda Nasib Motor Injeksi vs Karburator

Menurut Budi, motor injeksi terasa lebih cepat terkena dampak dibanding motor karburator. Buat yang masih pakai karbu, bensin yang agak “aneh” seringnya bikin motor mbrebet tapi masih bisa diajak kompromi sementara. Di injeksi, sistemnya lebih rapat dan lebih presisi, jadi efeknya langsung terasa seperti kehilangan tenaga.

Jadi kalau kamu pikir “Motorku masih karbu, aman,” jangan terlalu santai. Karbu memang lebih toleran, tapi kalau bahan bakar tercemar parah, karbu juga bisa kotor dan mampet. Bedanya cuma waktu reaksi.

Apa Harapan Mekanik?

Budi menyampaikan satu hal sederhana: dia tidak mau kasus ini jadi kejadian rutin. Dia berharap ada perhatian serius supaya bahan bakar yang masuk ke tangki konsumen itu benar-benar sesuai standar, tidak ada campuran sembarangan, dan tidak bikin orang harus servis mendadak hanya karena isi bensin biasa.

“Harapannya, ini jangan terulang lagi. Kasihan masyarakat. Motor dipakai buat aktivitas harian,” ujarnya.

Jadi, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Motor?

1. Simpan bukti isi BBM

Biasakan simpan struk setiap kali isi Pertalite. Catat lokasi dan waktu isi. Ini penting kalau kejadian ini meluas dan akhirnya ada proses penelusuran resmi atau kompensasi teknis.

2. Jangan paksa motor yang sudah mulai brebet

Kalau motor mulai tersendat, jangan langsung dipaksa ngebut. Itu cuma bikin kerusakan tambah parah. Lebih aman matikan motor, bawa ke bengkel terdekat, cek busi, cek injektor, dan kalau perlu kuras bahan bakar.

3. Perhatikan aroma dan warna bensin

Ini bukan metode ilmiah, tapi masuk akal untuk deteksi awal. Kalau bau bensin terasa aneh banget dibanding biasanya, atau warnanya kelihatan berbeda, sampaikan ke mekanik. Minimal ada catatan, bukan cuma “rasa-rasanya salah.”

Kesimpulan Sementara

Kasus motor brebet di Nganjuk ini bukan fenomena tunggal, tapi mulai muncul pola: motor injeksi, habis isi Pertalite, lalu kehilangan tenaga dan butuh servis mendadak. Mekanik lokal menyebut ada indikasi bahan bakar dengan campuran yang tidak sesuai. Warga rugi waktu dan uang. Dan sekarang muncul satu pertanyaan besar: siapa yang akan tanggung jawab kalau kasus seperti ini makin banyak?

 

© 2025 InformasiHarian.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top