Diskon Tiket Transportasi Nataru 2025/2026, Upaya Pemerintah Ringankan Beban Liburan Masyarakat

Diskon Tiket Transportasi Nataru 2025/2026 – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, pemerintah resmi menggulirkan Program Diskon Tiket Transportasi sebagai bagian dari strategi meningkatkan mobilitas nasional sekaligus menggerakkan roda perekonomian menjelang akhir tahun.
Liburan Akhir Tahun, Saatnya Bergerak dan Pulang Kampung
Seperti tahun-tahun sebelumnya, momen liburan Nataru selalu disambut antusias oleh masyarakat. Bandara, stasiun, dan terminal kembali dipadati penumpang yang hendak pulang kampung atau melancong ke berbagai destinasi wisata. Pemerintah pun menyadari pentingnya mendukung pergerakan ini melalui kebijakan yang tepat sasaran.
Dalam pernyataan resminya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa program ini merupakan arahan langsung Presiden untuk memberikan kemudahan dan keringanan bagi masyarakat yang ingin bepergian selama libur akhir tahun.
“Kebijakan ini merupakan arahan langsung Bapak Presiden untuk memberikan insentif kepada masyarakat melalui penyediaan layanan transportasi yang lebih terjangkau. Mobilitas masyarakat merupakan komponen yang sangat penting dan berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Airlangga, dikutip dari laman resmi Kemenko Perekonomian, Minggu (14/12/2025).
Insentif yang Disiapkan Secara Terstruktur
Program diskon tiket ini bukan kebijakan instan. Perencanaan dimulai sejak menjelang kuartal keempat 2025, dengan melibatkan lintas kementerian dan lembaga melalui Satgas Percepatan Program Strategis Pemerintah (Satgas P2SP). Rangkaian pembahasan akhirnya menghasilkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri dan kepala badan pada 28 Oktober 2025.
Baca Juga : Dugaan Perselingkuhan Julia ‘Jule’ Prastini dengan Kekasih Sahabat Tuai Sorotan Publik
Diskon Harga Tiket Pesawat Capai 14 Persen
Untuk sektor transportasi udara, insentif ini mulai terasa sejak akhir Oktober 2025. Pemerintah memberikan skema PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) yang secara efektif menurunkan harga tiket pesawat sebesar 13–14 persen.
Diskon tersebut merupakan hasil dari akumulasi pemangkasan sejumlah komponen biaya, termasuk pajak dan biaya operasional, serta diperkuat dengan kebijakan perpanjangan jam operasional bandara demi menjaga kelancaran arus perjalanan.
Target penerima manfaat: Sekitar 3,59 juta penumpang diproyeksikan akan menikmati fasilitas ini selama musim libur panjang Nataru.
Menggerakkan Ekonomi Lewat Mobilitas Masyarakat
Pemerintah melihat bahwa mobilitas masyarakat adalah tulang punggung aktivitas ekonomi. Ketika masyarakat bergerak, sektor pariwisata, UMKM, kuliner, jasa penginapan, hingga transportasi lokal ikut bergerak.
Momen Nataru dipandang sebagai waktu emas untuk mempercepat pemulihan ekonomi domestik pasca tekanan global dan perlambatan ekonomi global. Dengan memberi kemudahan melalui diskon tarif, pemerintah berharap masyarakat bisa berlibur, berkumpul dengan keluarga, sekaligus mendukung geliat ekonomi di berbagai daerah.
Sinergi Pemerintah dan BUMN untuk Rakyat
Program ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah inflasi yang masih terkendali. Sinergi antara Kementerian Perhubungan, Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN menjadi kekuatan utama dalam menghadirkan solusi konkret dan menyentuh langsung masyarakat.
Tak hanya pesawat, potongan harga juga berlaku untuk moda transportasi lain seperti kereta api antar kota, kapal laut, hingga bus antar provinsi. Dengan demikian, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dan fleksibilitas dalam merencanakan perjalanan.
Harapan Liburan yang Lebih Bermakna
Dengan diberlakukannya program diskon tiket transportasi Nataru 2025/2026, pemerintah berharap masyarakat dapat merasakan liburan akhir tahun yang lebih ringan secara biaya, namun tetap hangat dan bermakna bersama keluarga dan orang tercinta.
Bagi pelaku usaha, ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan omzet dan memperluas pasar, terutama di sektor-sektor padat karya dan ekonomi lokal.
