Gadget Retro Jadi Tren di Kalangan Gen Z: Dari DVD, Kamera Analog hingga PSP

Gadget Retro Jadi Tren di Kalangan Gen Z – Generasi Z sedang membawa kembali kejayaan teknologi jadul. Di tengah dunia digital yang serba cepat dan online, anak muda berusia belasan hingga awal 20-an kini memilih untuk “bernapas” dengan menggunakan kembali perangkat retro yang pernah populer di era 90-an dan 2000-an awal.
Lonjakan Penjualan Perangkat Retro di Tengah Tren Digital
Selama momen Black Friday 2025, Amazon UK melaporkan lonjakan signifikan dalam penjualan produk-produk bernuansa retro. Beberapa item yang mencatatkan angka penjualan tinggi termasuk pemutar vinyl portabel, kamera sekali pakai, dan Tamagotchi. Hal serupa juga terlihat di Currys dan John Lewis, yang menyebutkan adanya peningkatan permintaan terhadap radio, kamera instan, dan jam weker konvensional.
DVD Jadi Pilihan karena Nilai Kepemilikan dan Estetika
Declan, remaja 17 tahun asal Inggris, memilih menonton film melalui DVD alih-alih streaming. Baginya, kepuasan memiliki fisik film lebih berarti daripada langganan digital.
“Saya suka koleksi DVD karena casing-nya. Rasanya lebih autentik dan menyenangkan. Kalau besok akses streaming hilang, saya masih punya film favorit saya,” katanya.
Meski menyadari bahwa DVD adalah format yang mulai ditinggalkan, Declan justru melihat ini sebagai keuntungan karena harga yang semakin terjangkau dan nilai nostalgia yang tinggi.
Vinyl: Musik yang Dirasakan, Bukan Sekadar Didengar
Saul, 20 tahun, telah mengoleksi piringan hitam sejak 2016. Meski harga satu album bisa mencapai £35, ia percaya bahwa kualitas suara dan pengalaman fisik dari memainkan vinyl tidak tertandingi.
“Alur di piringannya membuat suaranya terasa nyata. Beda dengan sekadar scroll playlist di HP. Ini pengalaman penuh: dari sampul album sampai menaruh jarum di piringan,” ungkapnya.
Menurut Saul, meski tren ini mungkin tidak akan bertahan lama bagi semua orang, dia tetap akan mengoleksi karena menyukai pengalaman personal dari setiap piringan.
Kamera Analog: Nostalgia dalam Setiap Jepretan
Aoibheann, 21 tahun, lebih memilih kamera analog dibanding kamera smartphone. Ia menyukai tantangan dan ketidaksempurnaan dari film roll yang harus menunggu dicetak.
“Ada tekanan tersendiri karena kamu tidak bisa langsung melihat hasilnya. Tapi justru di situlah seninya,” jelasnya. “Saya pakai kamera ini untuk ulang tahun, liburan, sampai jalan santai.”
Ia menambahkan, ketertarikan Gen Z terhadap kamera analog juga dipicu rasa penasaran terhadap masa lalu yang mereka lihat dari album keluarga atau cerita orang tua.
Baca Juga : Jungkook BTS dan Winter aespa Kembali Digosipkan Pacaran, Ini Kronologi Lengkapnya
PSP: Game Ringkas yang Mengalahkan Konsol Modern
Kyle, 21 tahun, baru-baru ini membeli kembali PSP (PlayStation Portable) untuk merasakan nostalgia masa kecilnya. Meskipun layar dan tombolnya tidak sebaik konsol modern, ia tetap lebih menikmatinya.
“Kalau pakai PS5, harus update ini itu. Di PSP, tinggal masukkan game dan langsung main. Simpel dan menyenangkan,” kata Kyle.
Kyle mengaku bermain PSP setiap hari sejak membelinya, memainkan game klasik seperti Need for Speed. Menurutnya, meski banyak orang memandang PSP hanya sebagai aksesori tren, baginya perangkat itu punya nilai emosional dan kenyamanan tersendiri.
Mengapa Gen Z Memilih Kembali ke Teknologi Lama?
Fenomena kembalinya teknologi retro di kalangan Gen Z mencerminkan kerinduan akan pengalaman yang lebih fisik dan personal dalam dunia yang makin digital. Mereka bukan sekadar mencari estetika vintage, tapi juga koneksi emosional dan perasaan memiliki sesuatu yang nyata.
Dalam era digital yang serba instan, generasi muda kini memilih untuk memperlambat ritme. Baik itu mendengarkan musik melalui vinyl, menonton film lewat DVD, atau memotret dengan kamera film—semuanya menjadi cara mereka membebaskan diri dari ketergantungan layar dan koneksi internet.
Kesimpulan: Retro Bukan Sekadar Tren, Tapi Pilihan Gaya Hidup
Kembalinya gadget retro di tangan Gen Z menunjukkan bahwa nilai nostalgia, kualitas, dan pengalaman nyata masih memiliki tempat penting. Meskipun banyak orang melihat ini sebagai tren sesaat, sebagian dari mereka menjadikan perangkat jadul sebagai bagian dari identitas dan gaya hidup yang lebih mindful serta terhubung dengan masa lalu.
Apakah ini hanya fase sementara atau akan terus bertahan? Yang jelas, di tengah kebisingan dunia digital, teknologi lama kembali bersuara—dan didengar oleh generasi paling digital sepanjang sejarah.
