Inti Bumi Diduga Pernah Berhenti Berputar dan Berbalik Arah, Apa Dampaknya?

Inti Bumi Diduga Pernah Berhenti Berputar — Temuan terbaru dari dunia geofisika kembali memicu diskusi ilmiah global. Para peneliti mengungkap bahwa inti Bumi bagian terdalam yang terdiri dari besi-nikel superpanas sempat melambat ekstrem, bahkan diduga sempat berhenti berputar sebelum akhirnya berbalik arah rotasi.
Penemuan Ilmiah Terkait Rotasi Inti Bumi
Studi ini didasarkan pada analisis gelombang seismik yang melintasi struktur dalam Bumi. Data seismik yang dikumpulkan dari berbagai belahan dunia menunjukkan anomali rotasi pada inti dalam (inner core)—lapisan logam padat yang berada sekitar 5.000 km di bawah permukaan.
Menurut hasil riset, rotasi inti dalam sempat mengalami pelambatan drastis dan berada dalam kondisi hampir statis relatif terhadap mantel Bumi. Beberapa waktu kemudian, arah rotasi inti disebut telah berbalik arah dibandingkan dengan putaran sebelumnya.
Bagaimana Inti Bumi Bisa Mengubah Arah Rotasi?
Perubahan rotasi inti dalam tidak terjadi secara acak. Para ahli geofisika menyebut bahwa perubahan ini dipicu oleh interaksi kompleks antara:
- Lapisan inti luar (outer core) yang cair dan terus bergerak
- Medan magnet Bumi yang bersumber dari arus logam cair tersebut
- Tekanan dan suhu tinggi di mantel Bumi
Ketidakseimbangan dalam gaya-gaya ini dapat menciptakan momen torsi atau dorongan yang mengubah kecepatan hingga arah rotasi inti dalam. Meskipun terdengar dramatis, fenomena ini diperkirakan adalah bagian dari siklus geodinamika alami yang telah berlangsung selama jutaan tahun.
Apakah Fenomena Ini Berbahaya Bagi Manusia?
Pertanyaan utama publik adalah: apakah perubahan rotasi inti Bumi dapat memicu bencana? Jawabannya: Tidak secara langsung. Para ilmuwan dari berbagai lembaga, termasuk USGS (United States Geological Survey) dan lembaga riset seismik di Asia, menyatakan bahwa efeknya terhadap kehidupan sehari-hari sangat minim.
Baca Juga : Kronologi Kecelakaan Tragis Pesepeda Hudi Suryodipuro di Halte Karet Sudirman
- Fluktuasi kecil pada panjang hari (length of day)
- Variasi jangka panjang pada medan magnet Bumi
- Indikator perubahan suhu dan tekanan internal Bumi
Semua perubahan ini bersifat mikroskopik dan tidak menimbulkan dampak ekstrem seperti gempa bumi atau cuaca ekstrim dalam waktu dekat.
Medan Magnet Bumi dan Stabilitas Planet
Inti luar Bumi yang cair memainkan peran penting dalam menghasilkan medan magnet global. Medan ini bertindak sebagai perisai alami yang melindungi permukaan Bumi dari partikel berenergi tinggi seperti radiasi kosmik dan angin matahari.
Ketika rotasi inti dalam berubah, medan magnet juga mengalami penyesuaian. Meski belum menimbulkan gangguan besar, pemantauan terus dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan pelemahan atau pergeseran kutub magnetik.
Siklus Geodinamika: Apakah Ini Normal?
Peneliti dari Tiongkok, Amerika Serikat, dan Eropa percaya bahwa fenomena perubahan arah rotasi ini bukan kejadian langka, melainkan peristiwa siklik yang bisa terjadi setiap beberapa dekade. Data dari gempa bumi besar yang terjadi sejak tahun 1960-an digunakan untuk mengidentifikasi pola ini.
Fenomena perlambatan hingga pembalikan rotasi dianggap sebagai bagian dari ritme alami dinamika inti. Dengan lebih banyak data dan simulasi, model geodinamika akan terus diperbarui untuk memahami implikasi jangka panjangnya terhadap evolusi planet.
Kesimpulan: Fenomena Langka yang Menambah Pemahaman Kita tentang Bumi
Walau tidak menimbulkan efek langsung yang membahayakan, perubahan rotasi inti Bumi memberikan wawasan penting tentang struktur internal Bumi, sumber medan magnetik, dan stabilitas rotasi planet secara umum.
Ilmu pengetahuan terus berkembang. Pemantauan geofisika dan seismologi global menjadi kunci utama dalam memahami dinamika Bumi secara lebih mendalam. Penemuan ini juga menunjukkan betapa pentingnya sains dalam membantu manusia merespon perubahan planet dengan bijaksana dan berbasis data.
