Mendagri Tito Karnavian Jalankan Tugas Khusus Kendalikan Inflasi Daerah

Mendagri Tito Karnavian Jalankan Tugas Khusus Kendalikan Inflasi Daerah

Mendagri Tito Karnavian
Mendagri Tito Karnavian

Informasiharian.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan bahwa dirinya mendapat tugas khusus dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengendalikan angka inflasi di daerah. Penugasan tersebut disampaikan sejak awal Tito kembali dilantik sebagai Mendagri.

Tito menjelaskan bahwa tugas ini sebenarnya telah dimulai sejak era pemerintahan Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi). Kala itu, ia dipercaya sebagai Koordinator Tim Pengendali Inflasi Daerah sejak September 2022, ketika inflasi sempat mencapai angka 5,95 persen.

Kolaborasi dengan BPS dan KSP

Tito melanjutkan, di era Presiden Prabowo, tugas tersebut tetap berlanjut. Ia kemudian menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan pemetaan inflasi di daerah.

Jika sebelumnya BPS hanya merilis data inflasi nasional bulanan, kini Tito meminta BPS untuk menyajikan data inflasi daerah mingguan. Caranya, BPS turun langsung ke pasar-pasar setiap dua pekan sekali untuk mengecek harga dan menyusunnya dalam indeks perkembangan harga mingguan.

 

Baca Juga : Prabowo Ajak Profesor dan Lulusan S-3 Berkontribusi Bangun Bangsa

 

Selain BPS, Tito juga menggunakan data dari Kantor Staf Presiden (KSP). Dengan dua sumber data tersebut, pemerintah dapat mengidentifikasi daerah dengan tingkat inflasi tinggi, mencari penyebabnya, serta menentukan langkah intervensi.

Langkah Intervensi Inflasi Daerah

Tito menegaskan bahwa rapat rutin bersama BPS dan KSP dilakukan untuk mengawasi perkembangan inflasi. Setelah mendapatkan data, pemerintah pusat dan daerah melakukan operasi pasar serta kebijakan lain untuk menekan kenaikan harga pada komoditas tertentu.

“Senin paparan dari BPS, balance-nya dari KSP, setelah itu kita lakukan langkah intervensi di daerah dengan inflasi tinggi, baik melalui operasi pasar pemda maupun pemerintah pusat,” jelasnya.

Inflasi Berhasil Turun

Berkat upaya tersebut, inflasi yang sempat berada di angka 5,95 persen pada September 2022 kini berhasil turun menjadi 2,3 persen. Tito menyebut angka ini sudah masuk kategori aman, mengingat target inflasi ideal bagi Indonesia adalah kisaran 1,5 hingga 3,5 persen.

Menurutnya, kisaran angka tersebut menjaga keseimbangan antara kepentingan konsumen dan produsen. Jika inflasi terlalu rendah, petani dan nelayan bisa merugi. Sebaliknya, inflasi terlalu tinggi akan membebani masyarakat.

“Saat ini angka inflasi terjaga di level 2,31 persen selama hampir dua tahun. Saya kira ini masuk dalam range bagus, tidak memberatkan masyarakat,” pungkas Tito.

Jejak Pradana sendiri merupakan program yang menyoroti dedikasi tokoh-tokoh dalam setahun pertama masa tugasnya. Acara ini menghadirkan pejabat pemerintahan maupun pihak swasta untuk berbagi progres, tantangan, serta capaian yang telah diraih sebagai bentuk inspirasi nyata untuk rakyat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top