Pertalite Diduga Bikin Motor Mogok di Jatim, Pertamina Turun Periksa BBM
Ringkasannya Sejauh Ini
- Banyak pengendara motor mengeluh mesin brebet dan mati setelah isi Pertalite.
- Kondisi dilaporkan masif di Tuban, Gresik, dan wilayah lain di Jawa Timur.
- Keluhan mekanik: busi cepat mati, percikan api pengapian tidak stabil, motor susah distarter.
- Solusi darurat di bengkel: kuras tangki, ganti busi, lalu sementara pakai Pertamax. Setelah itu motor normal lagi.
- Pertamina ambil sampel BBM dari SPBU dan terminal suplai, serta buka posko pengaduan warga.
Motor Brebet Setelah Isi Pertalite
Salah satu kasus datang dari seorang pelajar asal Desa Penambangan. Ia bercerita motornya mendadak mati setelah pengisian. Motor yang tadinya tidak ada masalah tiba-tiba tidak bisa menyala normal lagi.
Ketika dibawa ke bengkel, mekanik menemukan pola kerusakan yang sama seperti banyak motor lain: busi gosong dan cepat rusak, api pengapian tidak stabil, dan ruang bakar terasa seperti “banjir” bensin tidak normal. Mekanik di sana menduga bahan bakar yang masuk ke tangki tidak murni atau sudah tercampur zat lain.
“Kami edukasi ke konsumen agar setelah ganti busi wajib menguras bahan bakar Pertalite dan sementara menggunakan Pertamax. Selama diganti ke Pertamax, motor aman,” ujar salah satu kepala mekanik bengkel motor di Tuban.
Artinya apa? Dugaan paling sederhana di lapangan adalah kualitas BBM yang masuk bukan seperti spesifikasi normal Pertalite, sehingga pembakaran jadi buruk dan sistem pengapian ikut kena imbas.
Efek Dompet: Biaya Servis Naik
Masalah ini bukan cuma soal motor mogok sebentar di pinggir jalan. Banyak pemilik motor akhirnya harus keluar uang ratusan ribu rupiah untuk perbaikan mendadak.
Di bengkel Gresik misalnya, motor-motor yang masuk dengan keluhan serupa tidak cukup cuma ganti busi. Ada yang harus ganti filter bensin, bahkan pompa bahan bakar (fuel pump). Pada motor injeksi modern, fuel pump itu penting buat ngirim tekanan stabil ke injektor. Kalau rusak, jatuhnya mahal.
Baca Juga : Diduga Gara-Gara Pertalite, Motor Warga Nganjuk Brebet dan Butuh Servis
Kasusnya Meluas ke Banyak Kota
Awalnya, keluhan paling keras terdengar di Bojonegoro. Tak lama setelah itu, bengkel-bengkel di Tuban mulai kebanjiran motor dengan keluhan sama: tenaga hilang, mesin limbung, bahkan tidak mau stasioner.
Gresik menyusul, lalu muncul laporan dari Lamongan yang skalanya disebut lebih parah. Disebutkan ada ratusan motor yang bermasalah setelah mengisi Pertalite di SPBU tertentu, sampai-sampai isu ini naik di media lokal dan media sosial.
Kasus serupa juga mulai terdengar di Sidoarjo dan Surabaya. Intinya, pola keluhannya sama: motor tiba-tiba tidak normal setelah isi Pertalite.
Pertamina Ambil Sampel BBM dan Buka Posko
Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus mengaku tidak tinggal diam. Mereka menyatakan seluruh proses distribusi BBM dilakukan sesuai standar operasional, mulai dari terminal bahan bakar sampai SPBU. Tapi karena keluhannya sudah ramai, mereka turun langsung ambil sampel.
Sampel Pertalite diambil dari SPBU-SPBU yang dilaporkan bermasalah. Selain itu, sampel juga diambil dari terminal penyimpanan di Tuban dan Surabaya, yang jadi titik suplai untuk wilayah tersebut. Semua sampel itu kemudian diuji laboratorium untuk memastikan apakah spesifikasinya sesuai ketentuan resmi.
Pertamina juga menyiapkan posko layanan pemeriksaan BBM dan pengaduan konsumen. Posko ini digunakan untuk menampung laporan langsung masyarakat, memeriksa bukti pembelian, dan mencatat kronologi kerusakan motor.
Apa yang Diklaim Pertamina?
- Mereka menjaga mutu BBM sesuai standar yang ditetapkan.
- Mereka sedang memeriksa secara spesifik SPBU-SPBU yang dilaporkan bermasalah.
- Uji laboratorium dilakukan untuk memastikan BBM sesuai spesifikasi teknis.
- Posko aduan disiapkan agar warga bisa melapor resmi, bukan hanya curhat di media sosial.
Bukan Cuma Soal Mesin, Ini Soal Kepercayaan Publik
Pertalite adalah bahan bakar yang dipakai mayoritas pengguna motor harian. Begitu muncul cerita motor mogok massal setelah pengisian, otomatis publik jadi sensitif. Dampaknya langsung ke kepercayaan konsumen terhadap kualitas pasokan BBM.
Masalah ini juga menyentuh sisi ekonomi keluarga. Motor bagi banyak orang bukan sekadar alat transportasi. Itu alat cari nafkah. Kalau motor ambruk setelah isi bensin, orang kehilangan mobilitas, kehilangan jam kerja, lalu dipaksa keluar biaya servis dadakan.
Itu sebabnya isu ini cepat meluas. Bukan sekadar teknis otomotif, tapi menyentuh urusan perut.
Apa yang Perlu Dilakukan Pengendara Saat Ini?
1. Hentikan pemakaian bensin yang sama kalau gejala muncul
Kalau motor tiba-tiba brebet, tersendat, atau mati setelah isi Pertalite dari satu SPBU tertentu, jangan dipaksa lanjut jalan jauh. Banyak mekanik sarankan langsung kuras tangki, ganti busi, lalu untuk sementara isi Pertamax atau bensin lain yang lebih stabil pembakarannya sampai kondisi normal lagi.
2. Simpan semua bukti pembelian
Simpan struk pengisian, catat lokasi SPBU, jam pengisian, bahkan nomor pompa jika ada. Dokumentasikan kondisi motor sebelum dan sesudah isi bensin. Bukti-bukti ini penting kalau nanti ada proses klaim atau pemeriksaan lanjutan.
3. Laporkan resmi, jangan hanya viral di medsos
Pertamina sudah membuka posko layanan pengaduan dan pemeriksaan BBM. Melapor resmi penting supaya keluhan masuk ke data yang ditindaklanjuti, bukan sekadar jadi bahan komentar warganet.
Situasi Terbaru: Belum Ada Kesimpulan Final
Sampai Kamis, 30 Oktober 2025, investigasi resmi masih berjalan. Belum ada pernyataan final yang menyebut Pertalite tertentu terbukti tercampur air, pelarut lain, atau kontaminan yang bikin pengapian rusak.
Artinya posisi sekarang masih “tunggu hasil lab.” Di satu sisi, pengguna motor sudah keluar biaya servis dan kehilangan waktu, di sisi lain Pertamina berusaha membuktikan bahwa distribusi mereka tetap sesuai standar, sambil memeriksa satu per satu titik SPBU yang dilaporkan.
Yang jelas, kasus ini sudah naik level. Bukan cuma keluhan kecil, tapi jadi isu kualitas BBM yang menyentuh langsung jutaan pengendara roda dua.

