Viral Video “Cium” Anak Kecil, Gus Elham Yahya Angkat Bicara: “Menghina Tak Membuatmu Mulia”

Informasiharian.com – Nama Gus Elham Yahya menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah beredar sejumlah video yang menampilkan kedekatannya dengan anak kecil. Beberapa potongan gambar dinilai warganet tidak pantas dan memunculkan ajakan agar kasus ini diproses secara hukum. Di tengah ramainya komentar, dai muda 23 tahun itu menyampaikan klarifikasi melalui sebuah video singkat.
Apa yang Memicu Polemik
Perdebatan bermula dari beberapa potongan video dan foto yang memperlihatkan momen kedekatan Gus Elham dengan seorang anak berkerudung merah. Sebagian pengguna media sosial menilai gestur yang terekam tidak semestinya dilakukan, terlebih oleh figur publik keagamaan. Di sisi lain, sebagian warganet menilai potongan video tersebut tidak mencerminkan konteks utuh kejadian.
Baca Juga : Arif Satria Gaspol: Konsolidasi Riset Nasional, STP di Tiap Daerah, dan Fokus Pangan–Energi–Air
Fakta Ringkas
- Beberapa video/foto tersebar luas dan memicu berbagai penilaian publik.
- Bermunculan template ajakan di media sosial yang menuntut pemrosesan hukum.
- Pihak yang bersangkutan menyampaikan tanggapan dan mengimbau agar publik menjaga etika bermedsos.
Klarifikasi dari Gus Elham
Dalam video tanggapannya, Gus Elham menyebut dirinya mengetahui ada akun yang memuat tudingan terhadap dirinya. Ia menanggapi dengan menekankan sikap tenang dan keyakinan bahwa perlindungan Tuhan selalu ada bagi siapa pun yang beritikad baik.
“Menjatuhkan tidak membuat kita lebih tinggi, menghujat tidak membuat kita lebih hebat. Itu justru memperlihatkan siapa diri dan karakter kita,” ujarnya dalam video klarifikasi.
Ia juga mengajak para pengikutnya untuk tetap ikhlas, bersikap santun, dan tidak mudah terpancing oleh konten yang berpotensi memecah belah. Menurutnya, perbedaan pandangan harus tetap ditempatkan dalam koridor etika.
Dimensi Hukum dan Etika Publik
Konten yang menyangkut anak selalu sensitif dan diatur ketat oleh peraturan perundang-undangan. Ketika muncul dugaan perilaku tak pantas, ranah penanganannya ada pada aparat dan mekanisme hukum yang berlaku. Sementara itu, perbincangan di media sosial perlu dijaga agar tidak berubah menjadi fitnah atau ujaran kebencian.
Catatan Redaksi
- Informasi di media sosial belum tentu menggambarkan kejadian secara utuh. Verifikasi dan konteks sangat penting.
- Jika masyarakat memiliki bukti yang relevan, saluran resmi pelaporan adalah jalur yang tepat.
- Anak di bawah umur berhak atas perlindungan dan privasi; penyebaran ulang konten yang mengeksploitasi anak perlu dihindari.
Respons Warganet dan Ajakan Menjaga Ruang Digital
Gelombang komentar pro dan kontra menunjukkan betapa kuatnya pengaruh potongan konten terhadap persepsi publik. Di tengah derasnya arus informasi, sikap bijak diperlukan: memilah sumber, tidak menambah sensasi, dan mengutamakan keselamatan serta martabat anak. Klarifikasi dari pihak terkait menjadi bagian dari hak untuk memberikan penjelasan, sementara publik tetap diimbau mempertimbangkan asas praduga tak bersalah.
